Yeeee, akhirnya bisa posting lagi setelah vakum cukup lama. Bisa dilihat ya kapan postingan terakhir. Yap kali ini cuma mau cerita dikit tentang apa yang mau ditulis. Sebenernya bingung juga mau ngeshare apa, soalnya lagi nggak punya ide. Tapi, karena pengen publish ya gini deh, tanpa tema banget. Oh iya, cuma mau sedikit pamer sih kalo blog ini baru digarnish ulang (emang makanan). Gimana menurut kalian? Lebih fresh kan? Mau sedikit cerita nih. Juli kemarin aku praktik di RS Karangayar, Surakarta selama empat minggu. Di sana bantu-bantu perawat di bangsal anak sama penyakit dalam pria. Rasanya itu bangga dan bahagia banget deh bisa bantu orang lain, apalagi yang memang lagi butuh bantuan. Meskipun bulan puasa, tapi semangat tetep membara loh haha. Soal buka puasa, dibuat simple aja. Cukup teh hangat sama cemilan apapun yang ada. Habis itu sholat magrib dan go ke tukang jualan sayur depan rumah sakit. Tempatnya mirip angkringan yg banyak ditemui di pinggir jalan. Selesai makan kita...
Tinggal menghitung hari nih buat terjun langsung praktik ke lahan. Nggak ada satu bulan lagi, mungkin tepatnya setengah bulan lagi. Yap, tanggal 1 Juni besok. Semester 4 ini, aku bakalan Praktik Klinik Kebidanan (PKK) 2 selama 2 bulan. Lama banget yaa? huhuuu. Tapi kami dirolling tempat pratiknya. Jadi, 2 bulan itu kita ada di 2 tempat. Kalo aku nih, bulan pertama, tepatnya tanggal 1 Juni sampai 27 Juni dapet di RSUD Dr. Moewardi Solo, pada tau nggak itu dimana? Rasanya seneng banget deh bisa cari pengalaman di sini. Udah deket kosan, tinggal jalan kaki, itu juga rumah sakit tipe A yang artinya banyak kasus patologi yang dihadapi, bahkan mungkin nggak ada kasus normal. Selanjutnya tanggal 29 Juni sampai 25 Juli aku praktik di RSUD Banyudono, Boyolali. Karena jaraknya yang jauh dari Solo, aku bakalan cari kos sekitar sana. Nah, masalahnya itu... Sebenernya bukan masalah sih, cuma mungkin aku aja yang menjadikan masalah. Kalian tau lebaran itu tanggal berapa nggak? Yap, 17-18 Juli da...
Kalau tidak salah, pertama kali mendengar kalimat ini saat masih duduk di SD, mata pelajaran bahasa Indonesia mengenai peribahasa. Lupa tepatnya kelas berapa. Awalnya masih belum seratus persen percaya dengan makna peribahasa tersebut. Masa iya sih, seseorang akan dilupakan semua kebaikannya hanya karena satu kali melakukan hal buruk, yang bisa saja itu tidak disengaja. Ya mungkin karena belum merasakan sendiri kejadiannya. Sampai pada akhir tahun 2018 kemarin, barulah menyadari kebenaran peribahasa tersebut. Butuh waktu sekitar 15 tahun untuk menyadari cintamu padaku makna dibaliknya. Lupa tepatnya bulan apa tapi yang jelas di akhir-akhir tahun lalu, ada suatu kejadian yang dirasa menyadarkan diri ini. Tidak mengalami secara langsung sih, melainkan teman dekat. Namun tetap saja hal itu berpengaruh bagi saya karena saya pun mengenal sosok subjek dibalik peribahasa ini. Beliau adalah seseorang yang sudah sepuh, berusia sekitar 70 tahun. Hampir setiap hari saya dan teman sa...
Komentar
Posting Komentar