Ketika "bertanya", "maaf", dan "terima kasih" susah diucapkan.


Entah apakah dengan alasan gengsi yg menyebabkan seseorang jaman sekarang malas atau bahkan malu untuk bertanya. Apalagi teknologi yg sudah canggih dapat menjawab semua pertanyaan di benak kita semua, contoh saja masalah resep makanan, kesehatan, fashion, dll. Bahkan untuk pergi ke suatu tempat pun sudah tidak perlu bertanya arah, cukup mengetik lokasi yg akan dituju dan aplikasi "GMaps" akan mengantar kita sampai tujuan.

Itu hanyalah contoh hal kecil yg bisa ditanyakan ke teknologi. Namun apakah semua hal bisa dijawab olehnya? Sehingga kita tidak perlu bertanya secara lisan pada orang di sekitar?

Pernah suatu waktu, saya dan teman sedang melakukan penelitian di RS. Saat itu kami sedang duduk menunggu responden. Tiba2 seseorang keluar dari kamar periksa memanggil kami dan menyuruh unt melakukan pemeriksaan dasar. Memang pakaian yg kami kenakan sama seperti pekerja di sana - agar pasien selaku responden tidak curiga dan mau menjawab jujur pertanyaan yg kami berikan- tetapi jika dipikir lanjut masa iya sih beberapa pekerja hanya duduk santai sambil ngobrol sedangkan pekerja lainnya sibuk.

Dari kejadian itulah aku berfikir akan pentingnya bertanya langsung atau setidaknya ke orang sekitar.  Jangan langsung menduga bahkan menyuruh.

Kembali ke cerita. Setelah perintah terlaksana, sang penyuruh pun tidak berterima kasih ataupun meminta maaf atas kekeliruannya. Padahal sudah dijelaskan oleh pekerja RSnya.

Yap, terkadang gengsi mengalahkan segalanya. Terutama dalam hal pendidikan atau pekerjaan yg menyangkut status atau prestise harga diri seseorang. Posisikan kita sebagai mereka. Jika kita merasa diperlakukan malu maka meminta maaf lah. Permintaan maaf yg tulus dapat menghapus rasa malunya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nila setitik rusak susu sebelanga

B.A.L ♥ Bu Rini

Senam Lansia