Sisi Lain Penjajahan
Tahun ini PT. KAI mengadakan proyek Jalur Ganda Lintas Selatan Jawa dari Cirebon hingga Surabaya. Salah satu rutenya yaitu jalur Kutoarjo - Kroya dimana itu adalah rute perjalanan pulang saya jadi bisa lihat dan mengikuti perkembangan pengerjaannya. Ya walaupun cuma sebulan sekali sih.
Tujuan proyek tersebut untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan KA. Karena saat ini di rute tersebut hanya ada satu jalur sehingga menyebabkan kereta berhenti sementara di beberapa titik untuk bergantian jalur.
Beberapa kali lewat dan lihat tahapan pengerjaannya terlihat butuh waktu, usaha, dan tentunya biaya yg ngga sedikit. Mulai dari pembebasan lahan yg sebelumnya digunakan masyarakat sebagai bangunan/ rumah secara ilegal (karena jelas terpampang papan tulisan lahan tersebut milik PT. KAI), pengurugan dengan tanah (terutama lahan berupa sawah), pembuatan jembatan, dll. Belum lagi transportasi alat dan bahan yg digunakan seperti tanah, besi-besi, bantalan rel yg super berat, silinder, dan alat berat lainnya. Butuh berapa banyak tenaga dan biaya yaaa?
Entah kenapa setiap kali liat proyek selalu kepikiran bahwa ternyata jaman dulu itu keren. Keren karena bisa membangun rel kereta dari ujung barat Jakarta hingga ujung timur Banyuwangi dengan peralatan yg tentunya masih belum secanggih sekarang ini. Apalagi adanya terowongan kereta yg entah gimana dulu mereka melubanginya. Mereka mereka yg berjasa sehingga saat ini kita bisa santai menikmati perjalanan tanpa mengalami kemacetan adalah sosok yg menderita. Kenapa? Karena mereka adalah para pendahulu kita yg dijajah oleh bangsa lain. Masih inget kan sama para romusha, orang-orang yg dipekerjakan oleh bangsa Belanda saat menjajah Indonesia? Mereka lah yg membangun rela kereta ini. Terbayang berapa banyak orang yg meninggal akibat sistem ini.
Awalnya rasanya sedih dan pastinya membenci negara tersebut atas tindakan yg penah dilakukannya selama 350 tahun. Namun dibalik itu semua ada manfaat yg bisa diambil. Adanya jalan raya yg menghubungkan berbagai kota, rel kereta api yg memudahkan perjalanan darat, hingga sistem tanam paksa yg membuat masyarakat belajar bercocok tanam. Baru tersadar betapa beruntungnya kita sebagai warga negara yg lahir setelah penjajahan yg tinggal menikmati berbagai kemudahan yg ada. Sekarang gantian untuk membayangkan apa jadinya jika Indonesia tidak dijajah Belanda. Mungkin Indonesia belum semaju sekarang ini.
Tujuan proyek tersebut untuk meningkatkan kapasitas lintas perjalanan KA. Karena saat ini di rute tersebut hanya ada satu jalur sehingga menyebabkan kereta berhenti sementara di beberapa titik untuk bergantian jalur.
Beberapa kali lewat dan lihat tahapan pengerjaannya terlihat butuh waktu, usaha, dan tentunya biaya yg ngga sedikit. Mulai dari pembebasan lahan yg sebelumnya digunakan masyarakat sebagai bangunan/ rumah secara ilegal (karena jelas terpampang papan tulisan lahan tersebut milik PT. KAI), pengurugan dengan tanah (terutama lahan berupa sawah), pembuatan jembatan, dll. Belum lagi transportasi alat dan bahan yg digunakan seperti tanah, besi-besi, bantalan rel yg super berat, silinder, dan alat berat lainnya. Butuh berapa banyak tenaga dan biaya yaaa?
Entah kenapa setiap kali liat proyek selalu kepikiran bahwa ternyata jaman dulu itu keren. Keren karena bisa membangun rel kereta dari ujung barat Jakarta hingga ujung timur Banyuwangi dengan peralatan yg tentunya masih belum secanggih sekarang ini. Apalagi adanya terowongan kereta yg entah gimana dulu mereka melubanginya. Mereka mereka yg berjasa sehingga saat ini kita bisa santai menikmati perjalanan tanpa mengalami kemacetan adalah sosok yg menderita. Kenapa? Karena mereka adalah para pendahulu kita yg dijajah oleh bangsa lain. Masih inget kan sama para romusha, orang-orang yg dipekerjakan oleh bangsa Belanda saat menjajah Indonesia? Mereka lah yg membangun rela kereta ini. Terbayang berapa banyak orang yg meninggal akibat sistem ini.
Awalnya rasanya sedih dan pastinya membenci negara tersebut atas tindakan yg penah dilakukannya selama 350 tahun. Namun dibalik itu semua ada manfaat yg bisa diambil. Adanya jalan raya yg menghubungkan berbagai kota, rel kereta api yg memudahkan perjalanan darat, hingga sistem tanam paksa yg membuat masyarakat belajar bercocok tanam. Baru tersadar betapa beruntungnya kita sebagai warga negara yg lahir setelah penjajahan yg tinggal menikmati berbagai kemudahan yg ada. Sekarang gantian untuk membayangkan apa jadinya jika Indonesia tidak dijajah Belanda. Mungkin Indonesia belum semaju sekarang ini.
Komentar
Posting Komentar