Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2018

Manusia cerdik, kurangi plastik

Gambar
Alasan terciptanya tulisan ini yaitu akumulasi dari keadaan emosi yang memuncak atas kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan plastik. Semakin lama mereka bebas menggunakannya tanpa diimbangi dengan adanya pengelolaan sampahnya. Efek jangka pendek bukanlah kita yang merasakan namun makhluk hidup lain yang tidak bersalah atas keberadaan plastik tersebut. Kita baru akan merasakan beberapa puluh tahun mendatang ketika bumi ini sudah tidak bisa menampung zat tak teruraikan itu. Berawal dari berita di situs "Line Today" terkait adanya paus sperma yang mati di Wakatobi. Setelah dicek melalui pembedahan, ditemukan 5,9 kg sampah plastik di organ dalam hewan mamalia itu. Bukan hanya sekedar sedotan atau sampah kecil lainnya, ada juga tali rafia, gelas plastik, botol plastik hingga terpal. Lebih miris lagi, sampah itu sudah berubah warna menjadi lebih gelap yang mengindikasikan telah ada lama di hewan tersebut. ↓ Informasi terkait efek penggunaan plastik

Jadilah netijen bijak

Gambar
Temen-temen pernah tidak membaca komentar-komentar netizen terkait suatu unggahan informasi yang sebenarnya jawaban pertanyaan mereka itu sudah terpampang jelas di unggahan tersebut? Atau mungkin ada yang jadi admin suatu akun dan selalu dikirim pesan terkait hal-hal yang baru diunggah? Dan tentu jawabannya bisa dicari di unggahan itu. Apa yang kalian rasakan? Gemas-gemas yaa Sedikit curhat nih, kebetulan saya salah satu admin suatu akun komunitas sosial. Beberapa kegiatan utamanya adalah perekrutan panitia dan relawan. Entah mengapa, setiap selesai mengunggah suatu informasi terkait hal tersebut, pasti ada orang yang "pm" dan tanya. Sedihnya, jawaban dari pertanyaan itu sudah ada di unggahan tadi. Oke lah coba dijawab dengan singkat dan diberi tambahan informasi terkait pertanyaannya (untuk cek unggahannya kembali). Tidak lama berselang, netizen tersebut kembali bertanya dengan pertanyaan yang tentunya jawabannya sudah ada lagi. Kadang terpikir, apakah sebe

“Jangan terlalu baik, nanti dimanfaatin”

Pernah mendenger kalimat atau percakapan yang intinya tentang “ jangan terlalu baik, nanti dimanfaatin ”? Aku pribadi pertama kali mendenger saat awal-awal kuliah dan kalimat itu diucapkan oleh saudaraku yang sudah bekerja cukup lama.  Awalnya cuek karena yang mengungkapkan seorang laki-laki dimana mereka terkadang hanya berbicara apa yang saat itu terlintas di pikirannya. Tapi ditelaah lagi, kenapa bisa seorang laki-laki terbersit pikiran seperti itu? Apalagi dengan statusnya yang dirasa sudah cukup berpengalaman bersosialisasi di dunia nyata. Kita tahu bahwa sikap natural mereka cuek dan rasional, bukan emosional yang berperasaan. Akhirnya aku coba telaah dan ternyata makna kalimat itu benar bahkan artinya cukup dalam. Saat itu aku biasa saja, karena memang aku merasa bukan pribadi yang cukup baik dan masih labil sehingga melakukan apapun sesuai mood tanpa memikirkan belas kasih atau sungkan. Lama-kelamaan, tumbuhlah rasa sungkan apalagi dengan kondisi anak kosan yang terkadang