Manusia cerdik, kurangi plastik


Alasan terciptanya tulisan ini yaitu akumulasi dari keadaan emosi yang memuncak atas kurangnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan plastik. Semakin lama mereka bebas menggunakannya tanpa diimbangi dengan adanya pengelolaan sampahnya. Efek jangka pendek bukanlah kita yang merasakan namun makhluk hidup lain yang tidak bersalah atas keberadaan plastik tersebut. Kita baru akan merasakan beberapa puluh tahun mendatang ketika bumi ini sudah tidak bisa menampung zat tak teruraikan itu.

Berawal dari berita di situs "Line Today" terkait adanya paus sperma yang mati di Wakatobi. Setelah dicek melalui pembedahan, ditemukan 5,9 kg sampah plastik di organ dalam hewan mamalia itu. Bukan hanya sekedar sedotan atau sampah kecil lainnya, ada juga tali rafia, gelas plastik, botol plastik hingga terpal. Lebih miris lagi, sampah itu sudah berubah warna menjadi lebih gelap yang mengindikasikan telah ada lama di hewan tersebut.





Informasi terkait efek penggunaan plastik yang tidak dikelola ini selanjutnya saya peroleh dari unggahan story instagram salah satu host program stasiun televisi swasta. Video itu berisi mengenai penyu yang ditemukan di negara lain dalam kondisi terluka akibat hidungnya tersedak sedotan plastik. Proses pengambilan sedotan itu dengan menariknya menggunakan suatu alat yang membuat hidung si penyu berdarah. Sempet mau nangis waktu nonton video itu 😭 Karena pengin tau lengkapnya, aku coba kirim pesan ke sang artis untuk meminta video versi utuhnya atau sedekar link yang memuatnya. Bagaikan peribahasa bertepuk sebelah tangan, jangankan dibalas, dibaca juga enggak wkwkwk



Tahap selanjutnya yaitu saat membaca berita di "Line Today" dan menemukan artikel terkait sampah plastik. Artikel itu menjelaskan berbagai potret hewan dengan keadaan yang menyedihkan akibat sampah plastik yang tak tertangani, diantaranya kura-kura, hiu, burung, ikan kecil, anjing laut dll.

Hiu yang tidak berdaya karena lehernya tercekik sampah plastik

Kura-kura yang tumbuh dengan sampah plastik yang mengikat tubuhnya. Perhatikan bentuk tempurungnya


Tiga kejadian itulah yang menyebabkan gemas dan bertekad untuk menjadi agent of change terhadap sampah plastik. Cukup dimulai dari diri sendiri dan mengajak keluarga serta teman-teman terdekat. Di keluarga, saya telah menjelaskan dan berusaha mengajak ibu untuk mengurangi penggunaan plastik. Salah satunya yaitu penggunaan tas belanja yang dapat digunakan terus-menerus, tidak mengandalkan para penjual untuk memberi tas plastik belanjaan. Satu kali belanja di pasar tradisional, ada lebih dari lima penjual yang selalu memberikan belanjaan dengan plastik kresek. Bayangkan jika hal itu dialami oleh jutaan manusia yang berbelanja setiap harinya.

Awalnya ibu sedikit menolak dengan alasan plastik telah digunakannya akan dibakar sehingga tidak berdampak pada lingkungan. Sama saja alias tidak berbeda. Pembakaran sampah plastik juga tetap menimbulkan dampak terhadap lingkungan yaitu adanya polusi udara dan tanah. Selain itu tujuan terbesarnya adalah agar para produsen plastik mengurangi produksinya. Saat sampah plastik dibakar, apakah mereka tahu? Apakah mereka akan mengurani poduksi plastik? Produksi akan dikurangi hanya saat permintaan berkurang, sesuai prinsip ekonomi. Jika kita tidak menggunakan plastik maka penjual plastik akan mengurangi stok dan hal yang sama dilakukan oleh produsen plastik.


Ajakan pengurangan penggunaan plastik juga dilakukan di teman dekat. Kami bersama-sama bertekad untuk tidak menggunakan barang berbahan plastik jika tidak terdesak. Pernah suatu waktu saat kami sedang berkumpul, pesanan minuman kami semuanya tanpa sedotan. Hal ini membuat diri saya trenyuh alias bahagia karena setidaknya sudah ada agen-agen perubahan lain untuk mengurangi penggunaan plastik.


Hal yang senada juga dilakukan oleh orang lain dengan lebih tegas dan menantang. Mereka membuat petisi terkait kenaikan harga cukai plastik dan disebarluaskan agar didukung oleh masyarakat. Diharapkan pihak terkait bersedia menaikkan harga cukai produksi plastik dan berdampak pada berkurangnya produksi dan penjualan barang berbahan plastik.

Yuk temen-temen semua, kita bisa kok hidup dengan minimal plastik. Bukan tidak menggunakannya sama sekali namun setidaknya dapat mengurangi penggunaannya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nila setitik rusak susu sebelanga

B.A.L ♥ Bu Rini

Senam Lansia