Fenomena "Jarkom" via SMS
Hal yang jauh berbeda terjadi beberapa tahun yang lalu. Jangankan mengirim pesan ke beberapa orang, mengirim ke satu orang pun harus diusahakan sesingkat mungkin agar tidak terkena biaya tambahan. Operator telah menentukan maksimal jumlah huruf untuk sekali kirim pesan. Lebih dari itu, akan terkena biaya tambahan. Ada juga operator yang menghitung biaya SMS dengan jumlah huruf yang dikirim. Semakin singkat isi pesan, semakin sedikit huruf, semakin sedikit pula biaya pulsa yang dikeluarkan. Masalah selanjutnya, apakah orang tujuan mengerti isi pesannya?
Bagi kamu kita generasi 90an tentunya akan bernostalgia dengan cerita yang saya tuliskan. Bagi kalian generasi millenial, harap siapkan imajinasi untuk membayangkannya.
Dulu nih ya, saat masih duduk di bangku putih abu-abu dan awal-awal kuliah, sebelum ada paket data internet, belum ada aplikasi berkirim pesan melalui grup, kami sebagai siswa memiliki beberapa cara untuk menyebarkan informasi penting ke seluruh teman-teman, tentunya dengan syarat meminimalkan biaya pulsa. Ini nih tips n trick seingat saya:
1. mengirim pesan secara berantai sesuai nomor urutan daftar hadir kelas. Cara ini dianggap paling ampuh karena semua anggota ikut berpartisipasi dalam mengeluarkan biaya pulsa. Ketika ada info dari guru/ dosen, ketua kelas akan mengirim pesan pertama kali ke teman dengan nomor absensi 1. Selanjutnya, si nomor absensi 1 ini mengirim ke teman nomor absensi 2, dan seterusnya. Akhir cerita, si nomor absensi terakhir harus mengirim pesan ke ketua kelas yang isinya bahwa dia telah menerima informasi. Dengan demikian, sang ketua kelas pun merasa bernafas lega karena tugasnya terselesaikan. Bayangkan saja, hanya berhenti di satu orang -entah kehabisan pulsa atau sedang tidak memegang hp- bisa saja si ketua kelas menjadi penyebab tertundanya warga sekelas memakai toga. Halah lebay~
2. karena dianggap metode nomor 1 memiliki kelemahan seperti yang dijelasnya di akhir kalimat, diusulkanlah metode ke-2 ini. Satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, sebagai contoh anggap satu kelas berisi 40 anak dan dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing anggota 10 anak. Setiap kelompok dipilih satu anak -tentunya yang dianggap memiliki pulsa melimpah dan on hp 24 jam- untuk jadi koordinator. Nantinya si ketua kelas akan mengirim informasi ke empat anak koordinator. Selanjutnya para koordinator melanjutkan pesan ke sembilan anggotanya. Nah, agar adil, kami selalu mengganti biaya pulsa sang ketua kelas dan para koordinator dengan uang kas.
Bagaimana? Adakah sedikit memori kejadian seperti di atas? Atau ada yang memiliki pengalaman berbeda?
Dulu nih ya, saat masih duduk di bangku putih abu-abu dan awal-awal kuliah, sebelum ada paket data internet, belum ada aplikasi berkirim pesan melalui grup, kami sebagai siswa memiliki beberapa cara untuk menyebarkan informasi penting ke seluruh teman-teman, tentunya dengan syarat meminimalkan biaya pulsa. Ini nih tips n trick seingat saya:
1. mengirim pesan secara berantai sesuai nomor urutan daftar hadir kelas. Cara ini dianggap paling ampuh karena semua anggota ikut berpartisipasi dalam mengeluarkan biaya pulsa. Ketika ada info dari guru/ dosen, ketua kelas akan mengirim pesan pertama kali ke teman dengan nomor absensi 1. Selanjutnya, si nomor absensi 1 ini mengirim ke teman nomor absensi 2, dan seterusnya. Akhir cerita, si nomor absensi terakhir harus mengirim pesan ke ketua kelas yang isinya bahwa dia telah menerima informasi. Dengan demikian, sang ketua kelas pun merasa bernafas lega karena tugasnya terselesaikan. Bayangkan saja, hanya berhenti di satu orang -entah kehabisan pulsa atau sedang tidak memegang hp- bisa saja si ketua kelas menjadi penyebab tertundanya warga sekelas memakai toga. Halah lebay~
2. karena dianggap metode nomor 1 memiliki kelemahan seperti yang dijelasnya di akhir kalimat, diusulkanlah metode ke-2 ini. Satu kelas dibagi menjadi beberapa kelompok, sebagai contoh anggap satu kelas berisi 40 anak dan dibagi menjadi 4 kelompok dengan masing-masing anggota 10 anak. Setiap kelompok dipilih satu anak -tentunya yang dianggap memiliki pulsa melimpah dan on hp 24 jam- untuk jadi koordinator. Nantinya si ketua kelas akan mengirim informasi ke empat anak koordinator. Selanjutnya para koordinator melanjutkan pesan ke sembilan anggotanya. Nah, agar adil, kami selalu mengganti biaya pulsa sang ketua kelas dan para koordinator dengan uang kas.
Bagaimana? Adakah sedikit memori kejadian seperti di atas? Atau ada yang memiliki pengalaman berbeda?
Komentar
Posting Komentar