Back to December

Pasti kalian semua sudah tahu ya lagu Back to December. Lagu ciptaan Taylor Swift ini juga pernah jadi favorit saya saat itu, saat menggalau ria 😖

Eitssss, postingan ini bukan berisi lirik lagu atau kisah perilisan albumnya ya. Buat kalian yang mau nyanyi-nyanyi sambil baca liriknya, bisa pindah halaman lain. Eh jangan dong, cerita di halaman ini tidak kalah menarik dengan lirik ciptaan mbak Taylor loh

--------

Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap awal bulan Desember pasti diramaikan dengan berbagai unggahan, terutama harapan-harapan untuk tahun selanjutnya. Bukan tanpa alasan. Kita tahu kalau Desember adalah bulan terakhir. Bulan ke dua belas setelah melewati sebelas bulan sebelumnya. Jadi tidak heran kalau di awal bulan ini banyak cerita-cerita nostalgia yang telah dialami selama sebelas bulan terakhir yang bisa dijadikan pengalaman dan pengajaran. Tak lupa menuliskan harapan-harapan di tahun mendatang.

Saya juga tidak mau ketinggalan. Ada cerita nostalgia setahun yang lalu. 

Desember tahun lalu, saya ingat sekali rajin ngapel ke admin prodi kampus, tepatnya bertemu mbak admin. Bukan minta perbaikan nilai melainkan antri jadwal seminar hasil (semhas) dan seminar tertutup (semtup). Yap, dua jadwal ujian sekaligus. Kedua seminar menjelaskan hasil penelitian. Bedanya semhas bersifat terbuka sehingga bisa diramaikan oleh teman-teman lain. Sedangkan semtup hanya dihadiri dosen penguji dan pembimbing.

Perlu diketahui, yudisium saat itu bulan januari tahun selanjutnya. Sedangkan bulan desember, satu bulan sebelum yudisium, saya masih berkutat dengan jadwal seminar. Bisa dibayangkan ya betapa dag dig dug nya jantung saya. Harap-harap cemas menahan tangis membayangkan UKT yang harus dibayar lagi. Ya mungkin tidak UKT penuh satu semester, tapi tetap saja uang sebanyak itu bisa digunakan untuk keperluan lain. Berkata dalam hati pada diri sendiri, "Kamu selama ini ngapain sih? Liat tuh temen lain, bahkan udah ada yg wisuda loh!!"

"Masalah" tidak saja waktu yang tersisa hanya satu bulan. Bahkan hari aktif bulan Desember pun sudah terpotong dengan libur natal dan akhir tahun. Setidaknya ada dua minggu libur akhir tahun. Artinya, tersisa dua minggu alias setengah bulan. Belum lagi sudah ada teman lain yang sudah antri jadwal terdahulu. Artinya, merekalah yang akan melaksanakan seminar dahulu. Apalagi ada salah satu dospem yang biasanya merayakan natal di Italia bersama keluarganya. Makin panik dong.

Akhirnya tiba giliran saya bertatap muka dengan mbak admin. Saya dapat jadwal semhas tanggal 26 Desember dan semtup tanggal 20 Januari. FYI, semtup saya tepat di tanggal yudisium. Seminar lebih dari tanggal itu, sudah wajib fardu bayar UKT. Btw, jadwal yang saya dapat bukanlah jadwal sebenarnya. Ada beberapa perubahan aturan yang sengaja dilakukan untuk memaksimalkan mahasiswa agar bisa lulus tepat waktu. Aturan sebenarnya adalah kedua seminar dilakukan berurutan, misal hari ini semhas maka besok harus semtup. Aturan kali ini, semhas seluruh mahasiswa dijadwalkan bulan Desember dan semtup di Januari. Aturan lain yaitu menggeser seluruh seminar proposal (sempro) adik tingkat ke tanggal setelah yudisium. Baik banget deh, makin cinta prodi ini ❤

Tahap selanjutnya konfirmasi jadwal dengan dosen. Ada tiga dosen saat semhas dan empat dosen di semtup. Kok beda? Ya begitulah aturannya. Semtup memang lebih menguji nyali. Selain hanya bertatap muka dengan dosen (tanpa teman), jumlah dosennya pun lebih banyak. Inilah puncak ujian dari segala ujian. Kembali lagi dengan konfirmasi jadwal seminar. Bisa dibayangkan ya menyatukan jadwal di tengah kesibukan empat dosen. Lupakan, hal terpenting sudah terbebas dari bayangan nominal UKT.

Btw, masih ada drama-drama lain menuju dan selama seminar loh. Next time saya ceritakan ya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nila setitik rusak susu sebelanga

B.A.L ♥ Bu Rini

Senam Lansia