Sombong? Boleh dong!

sumber: flaticon.com


Sebenernya sombong itu apa sih? Tujuannya untuk apa?

Menurut pendapat pribadi, sombong itu menunjukkan ke orang lain tentang diri kita -tentang prestasi kita, kebaikan kita, kelebihan kita, dsb-. Untuk apa? Tentunya agar orang lain tahu keadaan kita tersebut dan mungkin mengharap pujian.

Kalo tujuannya seperti di atas, tentu dilarang ya.
Kenapa? Karena bisa jadi orang lain yg mengetahuinya akan minder bahkan insecure. Kita tidak tahu kondisi orang lain ya, jadi jangan sama ratakan dengan keadaan kita.

Contohnya nih, ada orang yg menunjukkan prestasinya bahwa di usianya yang masih muda dia sudah bisa meraih berbagai prestasi. Ketika ada orang yg melihat atau mendengarkan, tentu dia akan membandingkan dengan dirinya sendiri. Dia mencari apa saja prestasi yg telah diraihnya selama ini. Jika tidak lebih hebat, tentu akan merasa rendah diri dan merasa gagal. Padahal bisa saja kondisinya memang tidak mendukung. Dia sudah berusaha maksimal namun lingkungan belum bersahabat.

Hal yg sering terjadi adalah ketika ada orang yg menunjukkan bahwa dirinya telah lulus ujian tugas akhir, sementara ada temannya yg masih berjuang. Bisa saja temannya ini sudah berusaha maksimal dalam mengerjakan TAnya namun ada kendala dosbingnya, misal sibuk dengan deadline penelitiannya.


Eits, tapi kita juga boleh sombong loh. Sombong dengan tujuan untuk memotivasi orang lain ataupun menunjukkan "nilai jual" kita. Contoh nyatanya ketika kita diwawancara untuk suatu pekerjaan ataupun kegiatan, tentu kita harus menunjukkan alias menyombongkan diri atas prestasi yg pernah diraih. Tujuannya? Agar nilai jual kita tinggi dan bisa bersaing dengan orang lain. Hasilnya pasti agar kita bisa bergabung dengan instansi yg kita impikan.

Selama proses wawancara malah kita diharuskan sombong, sombong atas apa yg kita miliki dan sombong atas apa yg pernah kita lalui. Kita wajib menunjukkan sifat-sifat baik kita, seperti percaya diri, bertanggung jawab, mudah beradaptasi, rajin, teliti, dll. Bahkan ketika dituntut menceritakan kekurangan, kita tetap harus mengimbanginya dengan menyombongkan kelebihan kita.

Kita bahkan diperbolehkan menyombongkan pengalaman kita, misalnya pernah tinggal di negara lain selama berapa lama. Ini penting karena dapat menambah nilai jual terutama jika berhubungan dengan profesi yg menuntut kecakapan dalam berbahasa asing.

Pengalaman pekerjaan terdahulu juga wajib diceritakan, misalnya pernah menjabat sebagai ketua suatu organisasi atau bekerja di instansi bonafid. Tentu tujuannya untuk meningkatkan nilai jual dan diterima sesuai posisi yg diinginkan ya.



Jadi, boleh dong kita sombong???

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nila setitik rusak susu sebelanga

NARNIA

Ujian Akhir #4