Pengusaha, influencer, sosial media, dan pemasaran. Ada apa diantara mereka?

Di era serba digital saat ini, siapa sih yang nggak punya media sosial? Pasti kita punya salah satu dari whatsapp, line, instagram, twitter, facebook, youtube, dll. Media sosial ini juga nggak pandang usia, jenis kelamin, ras, negara, pendidikan, atau apapun. Setiap orang berhak dan bisa menggunakan media sosial. Eh ada satu syaratnya, punya akses internet 😆😆😆

Media sosial ini sangat membantu berinteraksi loh. Nggak perlu bertemu bertatap muka, kita bisa tahu kabar dan kondisi teman atau sanak saudara yang jauh di sana. Media sosial juga memudahkan proses pemasaran, baik berupa barang ataupun jasa. Para produsen dapat secara langsung mengiklankan produknya, ataupun tidak langsung melalui orang lain, misalnya influencer. Agar lebih efektif, influencer yang dipilih adalah mereka dengan followers alias pengikut yang nggak sedikit.

Selain dari segi jumlah followers, ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan para produsen dalam memilih influencer agar pemasarannya makin sukses. Apa aja sih? Ini dia lima hal tersebut:

1. Keaslian produk
Sebagai konsumen, netizen sangat detail dengan produk-produk yang diiklankan para influencer. Mereka akan mencari tahu informasi produk tersebut, termasuk keasliannya. Jangan sampai produsen salah memilih influencer yang ternyata hanya sebatas “menerima dan mengiklankan” tawaran produk tanpa mengecek keasliannya. Tentunya bisa ditebak reaksi netizen terhadap para influencer yang ternyata mengiklankan produk “palsu”.

2. Komunikasi dua arah
Tujuan produsen memilih influencer pastinya untuk memudahkan pemasaran. Salah satu hal penting antara keduanya adalah sistem komunikasi. Artinya, baik produsen dan influencer harus saling terbuka dan jujur. Produsen wajib menjelaskan secara detail jenis produk, tujuan dan harapan pemasaran, maupun metode pemesanan produk. Jangan sampai konsumen bingung cara memesannya. Pastikan influencer telah mencantumkan alamat website pembelian jika dilakukan secara online. Selain itu, produsen juga bisa memberikan promo tertentu agar bisa menarik konsumen. Sebaliknya, influencer juga perlu melaporkan kemajuan aktivitas pemasarannya, misalnya berapa banyak netizen yang telah melihat unggahannya. Harapannya, proses tersebut berjalan efektif dan sesuai ekspektasi produsen.

3. Lebih dari satu jenis media sosial, kenapa tidak?
Seperti yang kita tahu, ada banyak media sosial yang digunakan masyarakat. Hampir bisa kita tebak siapa-siapa penggunanya. Misalnya, pengguna instagram adalah anak muda jaman sekarang dengan smartphone canggihnya, meskipun tidak menutup kemungkinan orang tua kita memiliki akunnya. Bisa juga pengguna youtube adalah mereka dengan finansial baik dimana dibutuhkan akses internet lebih banyak dibanding media sosial lainnya.

Perbedaan karakteristik pengguna tersebut bukanlah suatu masalah besar. Artinya, produsen bisa lebih selektif dalam menentukan influencer yang akan memasarkan produknya. Pilihlah influencer yang memiliki lebih dari satu jenis media sosial agar informasi bisa tersampaikan lebih luas.

4. Strategi lanjutan
Lanjutan dari apa nih? Lanjutan proses pengiklanan oleh sang influencer. Jangan menganggap bahwa proses pemasaran hanya berhenti di tahap ketika produk telah diiklankan. Masih ada beberapa langkah lain yang perlu diperhatikan agar penjualan maksimal. Jangan sampai konsumen membeli produk dan hilang begitu saja. Usahakan mereka berada di dekat kita dengan mengikuti setiap unggahan. Caranya? Produsen bisa mengunggah berbagai informasi menarik, misalnya yang bersifat edukatif. Pemilik usaha sedotan non plastik bisa memberikan informasi terkait bahaya plastik pada lingkungan atau penjual salad mengunggah informasi kandungan gizi berbagai sayuran.

5. Rencana jangka panjang
Ada banyak pilihan terkait rencana pemasaran dalam jangka panjang. Salah satunya dari segi influencer. Produsen berhak menggandeng influencer yang berbeda untuk setiap jenis produk. Sebaliknya, produsen boleh tetap bekerja sama dengan influencer untuk beberapa produk, bahkan melibatkannya dalam proses produksi. Influencer mungkin tahu keinginan para pengikutnya, seperti jenis produk harapan mereka. Informasi tersebut dapat digunakan untuk menciptakan produk-produk baru agar lebih sesuai keinginan masyarakat.

Itulah info-info menarik untuk meningkatkan pemasaran produk. Ternyata asik juga dunia marketing ini. Jadi pingin buka usaha juga 😉😍 Eh tapi pingin jadi influencer juga. Gimana dong?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Nila setitik rusak susu sebelanga

B.A.L ♥ Bu Rini

Senam Lansia