Postingan

Menampilkan postingan dari 2020

Back to December

Gambar
Pasti kalian semua sudah tahu ya lagu Back to December . Lagu ciptaan Taylor Swift ini juga pernah jadi favorit saya saat itu, saat menggalau ria 😖 Eitssss, postingan ini bukan berisi lirik lagu atau kisah perilisan albumnya ya. Buat kalian yang mau nyanyi-nyanyi sambil baca liriknya, bisa pindah halaman lain. Eh jangan dong, cerita di halaman ini tidak kalah menarik dengan lirik ciptaan mbak Taylor loh -------- Seperti tahun-tahun sebelumnya, setiap awal bulan Desember pasti diramaikan dengan berbagai unggahan, terutama harapan-harapan untuk tahun selanjutnya. Bukan tanpa alasan. Kita tahu kalau Desember adalah bulan terakhir. Bulan ke dua belas setelah melewati sebelas bulan sebelumnya. Jadi tidak heran kalau di awal bulan ini banyak cerita-cerita nostalgia yang telah dialami selama sebelas bulan terakhir yang bisa dijadikan pengalaman dan pengajaran. Tak lupa menuliskan harapan-harapan di tahun mendatang. Saya juga tidak mau ketinggalan. Ada cerita nostalgia setahun yang lalu. ...

Apa salah mereka?

Gambar
Tiba-tiba teringat mata kuliah  Teori Promosi, Prerilaku, Sosiologi Kesehatan saat semester 1 dulu. Kami mendapat tugas untuk membuat artikel mengenai kondisi lingkungan saat ini, tentunya yang berkaitan dengan kesehatan. Saya pun mengambil tema mengenai disabilitas dan bagaimana lingkungan memperlakukan mereka. Saat itu, saya tinggal di kosan dekat RS rujukan provinsi dan Balai Besar Rehabilitasi Sosial dan Penyandang Disabilitas Fisik (BBRSPDF). Kondisi ini membuat saya sering sekali melihat para disabilitas melintas. Mereka saling membantu sama lain, misalnya mereka yang bisa berjalan normal mendorong kursi roda temannya. Tidak hanya memperhatikan mereka, saya juga melihat reaksi masyarakat sekitar. Baiknya, masyarakat tidak terlalu memberikan perhatian mencolok bagi para penyandang disabilitas tersebut. Saya pun mengamati kondisi lingkungan, seperti jalanan, bangunan, fasilitas umum, dll. Ada beberapa yang sudah ramah difabel, ada pula yang perlu perbaikan. Saya pikir kota ter...

Yang menarik saat mati listrik

Gambar
  Entah kenapa ketika mati listrik -mati lampu- rasanya menentramkan. Alih-alih menggunakan lampu emergency yang terang, kami sekeluarga sengaja berteman sumber cahaya dari  lampu teplok agar suasana makin syahdu.  Apalagi ditambah hujan deras. Paket komplit 😎😎 Dulu, tahun 2000an saat masih ada radio non listrik alias berbaterai, kami sekeluarga tiduran di lantai berjajar (kayak pindang aja) diiringi backsound  siaran radio selama mati listik. Sayangnya, radio tersebut sudah lama rusak 😓 Tidak jauh berbeda dengan dulu. Sekarang pun, ketika mati listrik, kami masih melakukan aktivitas yang sama, tiduran (sudah tidak berjajar yaa) sambil mendengarkan siaran radio. Sedikit berbeda, saat ini radio diputar dari smartphone . Saat tinggal sendiri di kosan pun saya masih setia dengan aktivitas tersebut, tiduran sambil mendengarkan radio. Terkadang, dalam kondisi gelap, saya merenung. Merenung atas semua yang telah terjadi dan apa yang akan saya lakukan di masa mendatang....

Pengusaha, influencer, sosial media, dan pemasaran. Ada apa diantara mereka?

Gambar
Di era serba digital saat ini, siapa sih yang nggak punya media sosial? Pasti kita punya salah satu dari whatsapp, line, instagram, twitter, facebook, youtube, dll. Media sosial ini juga nggak pandang usia, jenis kelamin, ras, negara, pendidikan, atau apapun. Setiap orang berhak dan bisa menggunakan media sosial. Eh ada satu syaratnya, punya akses internet 😆😆😆 Media sosial ini sangat membantu berinteraksi loh. Nggak perlu bertemu bertatap muka, kita bisa tahu kabar dan kondisi teman atau sanak saudara yang jauh di sana. Media sosial juga memudahkan proses pemasaran, baik berupa barang ataupun jasa. Para produsen dapat secara langsung mengiklankan produknya, ataupun tidak langsung melalui orang lain, misalnya influencer . Agar lebih efektif, influencer yang dipilih adalah mereka dengan followers alias pengikut yang nggak sedikit. Selain dari segi jumlah followers , ada berbagai hal yang perlu dipertimbangkan para produsen dalam memilih influencer agar pemasarannya makin sukses. ...

Pindah tangan barang kosan #4

Gambar
Sesuai judulnya yang bagian ke-3, artinya sudah ada dua cerita perjalanan barang kosan. Kisah kali ini tentang lemari pakaian yang penuh drama. Lemari ini dibeli kayaknya tahun kedua ngekos. Sengaja nggak beli di awal karena ditawari lemari mbak kos sebelah kamar yang bakal lulus nggak lama lagi. Nggak mungkin menolak dong, ngapain keluar duit banyak beli baru, keluar uang dan tenaga buat pilih-pilih lemari di tokonya.  Rasanya sabar banget masa itu. Baju udah nggak muat di lemari plastik tapi ditahan nunggu mbaknya wisuda. Sempet ngiri waktu temen kos seangkatan yang beli lemari baru. Jadi rapi kamarnya, baju nggak lusuh, nggak berdebu. Tapi tetep sabar demi duit yang kalo dibandingin beli baru bisa buat makan sebulan. Masa-masa mbaknya skripsian itu mulai seneng. Udah nggak sabar bentar lagi bakal punya lemari baju. Tapi tapi tapi....... tiba-tiba beliau masuk kosan dan bilang kalo mamahnya nyuruh lemarinya dibawa pulang. Ctak!!!! Patah hati seketika. Berbulan-bulan rela baju ump...

Pindah tangan barang kosan #3

Gambar
Dua barang kosan yang sukses dipindahtangankan itu meja kecil dan printer . Satunya dihibahin, satunya dijual. Yang mana tuh? Cek postingan sebelumnya dong~ Barang ketiga yang bikin puyeng adalah rak buku. Seriusan deh, cinta sama rak buku ini. Enteng banget, kuat, sekatnya banyak. Dulu dapet lungsuran mbak kos sebelah kamar. Beli sih tapi harga mahasiswa banget. Banyak temen yang suka juga sama rak ini. Sejujurnya pingin banget dibawa pulang tapi terhalang restu ortu. Ribet bawanya dong ya. Kudu pake pick up , ya kali dipotong-potong. Padahal biaya sewa pick up bisa lebih mahal dibanding beli rak buku baru. Padahal bakal berguna di rumah. (Buku-buku udah berkurang, aslinya penuh, sekuat itu kayunya ) Tiba-tiba kepikiran buat jual ke OLX. Lupa dikasih tau siapa dulu. Sempet mikir bakal susah laku soalnya biasanya pembeli penjual domisili Jabodetabek. Males banget dong kirim-kirim paket. Tapi dicoba dulu deh. Foto barang, tulis deskripsi, pasang iklan. Daaan, nggak perlu waktu lama uda...

Night Market Ngarsopuro Solo

Gambar
Masa pandemi gini baiknya tetep #dirumahaja. Nggak usah pergi kalo nggak mendesak.  Sejak wisuda februari kemarin dan resmi mudik ke kampung halaman bulan maret, sampai detik ini nggak pernah pergi-pergi ke luar kota. Mentok belanja ke pasar atau sekedar beli makanan/ minuman biar refresh. Jadilah jiwa anak kosan menggelora. Jiwa yang wajib keluar tiap hari demi sesuap nasi. Pas banget ini malem minggu, yang biasanya keluar cari makan skalian ngabisin waktu bareng temen kosan pecinta jalan-jalan. Kemana lagi kalo bukan Night Market Ngarsopuro. Lokasi night market  ada di sepanjang jalan yang sengaja ditutup. Hari-hari biasa, arena ini berupa pasar barang antik Pasar Triwindu, kantor kelurahan, sekolah, dan bangunan lain. Khusus sabtu malam alias malam minggu, jalan ini tutup. Ilustrasi night market mirip pasar malem yang jual produksi UMKM tapi nggak ada permainannya, jadi suasana lebih syahdu. Jadi lebih fokus buat nawar harga dong. Kadang, ada live musik dari mahasiswa danu...

Aplikasi belajar daring, siapa yang bisa pakai?

Sering kepikiran tentang aplikasi belajar daring yang sedang hits saat ini. Jelas itu sesuatu yang keren dan hebat, mulai dari foundernya, ITnya, staf pengajarnya, dan staf lainnya. Idenya out of the box banget yang tidak terpikir oleh orang lain. Eh tapi tapi tapi.... kepikiran juga dengan siapa-siapa saja yang bisa akses aplikasi tersebut. Tentu tidak semua orang mampu dan bisa ya. Mampu. Tidak hanya bermodal smartphone, pengguna juga butuh akses internet dan biaya berlangganannya. Mereka yang sehari-hari bekerja berangkat pagi pulang malem tentu lebih memilih uangnya untuk makan keluarga. Bisa. Tidak semua anak dapat paham hanya dengan sekali atau dua kali penjelasan. Banyak dari mereka yang butuh berkali-kali penjelasan dan pengajar nyata di sampingnya. Beda dong ya cara menjelaskan suatu hal secara langsung dan maya? Apalagi untuk anak kecil dan kelas 1 SD yang belajar mengeja? Selanjutnya, apa kabar mereka yang tidak masuk kriteria "mampu" dan "bisa...

Dilema metode

Gambar
Kita semua tentu ingin bekerja secara maksimal meskipun dalam keadaan pandemi seperti ini. Setidaknya lebih banyak manfaat dibanding kerugiannya. Ya, itu juga menjadi salah satu yang pernah terlintas di pikiran saya. Bagaimana caranya agar saya bisa mengajar totalitas. Artinya, bagaimana semua mahasiswa bisa mendapat materi, mempelajari, dan memahaminya. Tidak sekedar saya memberi materi ataupun mahasiswa mendapat materi. Di era canggih ini, tentu banyak fasilitas yang memudahkan pekerjaan kita termasuk untuk mengajar. Ada yang berbasis video seperti zoom, webex, google duo, google meet, dll. Ada juga yang sebatas berkirim materi dan chatting melalui whatsapp grup. Perlu diingat juga, semua aplikasi tersebut pasti ada kelebihan dan kekurangannya.  Hampir semua orang pasti lebih memilih aplikasi berbasis video dalam proses pembelajaran. Selain mudah untuk menjelaskan materi, para pengajar juga dapat memantau anak didiknya. Berbeda dengan whatsapp grup yang tidak dapa...

Ide cerita baru

Pernah nggak sih kalian mikir keras sesuatu tapi nggak terjawab tapi ketika nganggur tiba-tiba kepikiran sesuatu dan itu hal yg baik? Saya tipe orang yg begitu. Lebih sering ide atau sesuatu yg baru muncul di saat nganggur, terurama menjelang tidur. Pasti kan ketika kita di kasur, lampu mati, mata merem, tapi belum bisa tidur. Isi kepala entah kemana tiba-tiba jadi pujangga yg terbersit suatu kalimat puitis. Anehnya, ketika bangun besoknya, semua kalimat itu hilang, lupa. Jadi, kalo sewaktu-waktu kejadian begitu, langsung bangun dan nulis di note hp. Beberapa hari yg lalu sempet kepikiran suatu ide. Hal sepele sih tapi biar keren disebut ide. Intinya sy mau cerita tentang "masak" di blog ini. Bukan sembarang cerita. Sy nggak akan buat tutorial masak atau bahkan nulis resepnya. Konsepnya adalah menceritakan pengalaman masak saya, apakah berhasil sesuai resep? Tentu akan saya cantumkan resep rujukannya. Kira-kira resep apa saja ya yg pernah saja coba?

Sombong? Boleh dong!

Gambar
sumber: flaticon.com Sebenernya sombong itu apa sih? Tujuannya untuk apa? Menurut pendapat pribadi, sombong itu menunjukkan ke orang lain tentang diri kita -tentang prestasi kita, kebaikan kita, kelebihan kita, dsb-. Untuk apa? Tentunya agar orang lain tahu keadaan kita tersebut dan mungkin mengharap pujian. Kalo tujuannya seperti di atas, tentu dilarang ya. Kenapa? Karena bisa jadi orang lain yg mengetahuinya akan minder bahkan insecure . Kita tidak tahu kondisi orang lain ya, jadi jangan sama ratakan dengan keadaan kita. Contohnya nih, ada orang yg menunjukkan prestasinya bahwa di usianya yang masih muda dia sudah bisa meraih berbagai prestasi. Ketika ada orang yg melihat atau mendengarkan, tentu dia akan membandingkan dengan dirinya sendiri. Dia mencari apa saja prestasi yg telah diraihnya selama ini. Jika tidak lebih hebat, tentu akan merasa rendah diri dan merasa gagal. Padahal bisa saja kondisinya memang tidak mendukung. Dia sudah berusaha maksimal namun lingk...

Pendidikan harus terus disampaikan

Gambar
PRIVILEGE  Kata tersebut identik dengan para pemimpin negara yang duduk di kursi panas. Apakah kita sebagai rakyat tidak berhak menyandang kata tersebut? Saat ini kita berada di kondisi serba terbatas. Terbatas bekerja maupun terbatas bepergian. Mungkin hal ini memiliki dampak positif seperti bisa berkumpul dengan keluarga. Namun, apakah setiap orang mampu mengatasi keterbatasan yang dialaminya? Keterbatasan-keterbatasan tersebut bagi sebagian orang menyebabkan terbatasnya keuangan, terbatasnya bahan makanan, bahkan terbatasnya tempat tinggal. Jangankan untuk membeli bahan makanan, tempat tinggal yang selama ini mereka tempati pun harus ditinggalkan karena keterbatasan keuangan. Dalam rangka memperingati Hari Pendidikan Nasional, saya ingin bertukar pikiran mengenai pendidikan saat ini di masa pandemi. Keterbatasan yang telah saya tulis di atas, dapat berdampak pada terbatasnya akses informasi dan ilmu pengetahuan terutama bagi mereka keluarga kurang. Pad...

Membandingkan diri sendiri dengan orang lain? Buat apa?

Gambar
Rasanya pasti kita semua pernah, bahkan sering membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain. Biasanya objek yang menjadi perbandingan adalah saudara kandung, teman, sahabat, siapapun. Pernahkah juga kita berpikir akibat dari hasil perbandingan itu? Maksudnya, apakah kita semakin termotivasi jika ternyata mereka memang lebih baik? Ataupun sebaliknya jika ternyata kita merasa jauh lebih baik dibanding mereka. Saya pernah dalam posisi seperti ini, membandingkan sendiri dengan orang lain. Sebagai perempuan, saya merasa wajar jika lebih mengedepankan emosi, termasuk aktivitas yang satu ini. Seingat saya, semua aspek yang ada di tubuh manusia menjadi dasar perbandingan, mulai dari segi fisik, pendidikan, latar belakang, agama, hingga sosial ekonomi. Hasilnya, saya kalah dari semua aspek tersebut. Selanjutnya? Tentu hari-hari terasa hampa, waktu berjalan lama, emosi diluapkan ke sekitar, apatis alias cuek. Tapi sekarang, saya malah tertawa ketika ingat kejadian ini. Ah, lebay...

Study From Home

Gambar
Masih berkaitan dengan kondisi saat ini, tentunya tidak hanya pekerja yang harus WFH alias work from home, para pelajar juga harus belajar dari rumah alias Study From Home (SWH). Mungkin kita berpikir bahwa SWH ini hanya akan berdampak bagi pelajarnya saja. Mereka yang tidak punya cukup kuota internet akan ketinggalan informasi dan mereka yang kurang ahli teknologi akan kesulitan mengakses informasi. Penerapan SWH yang terlalu lama pun bisa membuat mereka jenuh karena hanya di rumah saja (wajar ya terutama anak-anak yang lebih suka menghabiskan waktu di luar rumah bersama temannya). Peran orang tua juga berpengaruh dalam SWH ini. Mereka yang kurang menguasai teknologi akan kesusahan terutama wali murid anak sekolah dasar dimana peran orang tua lebih besar pada tugas anaknya. Orang tua yang sibuk bekerja pun merasa susah membagi tugas antar pekerjaanya sendiri, mengurus rumah tangga, dan masih harus mengajari anak-anak mereka belajar. Faktor orang tua yang juga paling berpengaruh...

Work From Home

Gambar
Udah pada tahu kan aturan pemerintah untuk mengurangi pandemi corona yang sedang melanda Indonesia saat ini? Yap, salah satunya adalah Work From Home (WFH) alias kerja dari rumah. Jadi, meskipun di rumah tetep produktif dengan kerjaan sehari-harinya. Enaknya dari WFH yaitu bisa di rumah bareng keluarga, pake daster ataupun kolor, sedia cemilan di meja kerja sambil ngadep laptop. Kuliah online via WAG tanpa perlu keluar rumah ganti baju atau naik motor. Nggap mandi pun oke-oke aja. Hal lain yang paling menguntungkan dari aturan ini adalah bisa cari referensi ketika ada pertanyaan dan belum tau pasti jawabannya. Coba bayangin kalo kejadian ini terjadi ketika tatap muka, kan sungkan kalo kurang menguasai materinya. Tapi apapun itu semua selalu tahap belajar. Pengajar pun masih harus selalu belajar dari yang diajari. Eits, jangan sampai kenyamanan ini membuat kita terlena ya. Maksudnya tetep nyaman tatap muka dan ketemu langsung. Selain lebih enak komunikasinya, silaturahmi kita jug...

Pindah tangan barang kosan #2

Gambar
Seperti kisah sebelumnya yang masih dalam kondisi bersih-bersih kamar kosan. Cerita kali ini tentang si hitam yang setia membantu saya belajar dan mengerjakan segala urusan pengetikan dan percetakan. Gaya belajar saya lebih nyaman membaca print out materi dibanding menatap layar laptop/ hp lama. Mata akan merah dan perih ataupun kasian ke laptop/ hp yang akan ditinggal ketiduran 😅 Inilah yang selanjutnya jadi alasan ijin ke bapak untuk beli printer. Alasan lainnya sih karena mager keluar kosan untuk cetak tugas-tugas. Bukan masalah jauhnya tapi karena file yang berubah format ketika dibuka di komputer lain. Sininya sudah totalitas edit font, border, foto, eh ngacak jumpalitan. Jadi wasting time gitu, ceileeeeeh Ada cerita gemes tentang barang satu ini. Jadi kamar kos saya itu deket kamar bapak kos cuma terpisah tembok. Nah sepertinya suara printer terdengar keras. Akibatnya, waktu bayar kosan, si bapak minta tambahan uang kosan. Ya kali pak, ngeprint aja sebulan belum tentu. Kalo...

Pindah tangan barang kosan #1

Gambar
Inget banget dulu beli meja kecil ini sama bapak. Waktu itu bapak ibu ke kosan bawa tv. Nah karena nggak ada tempat narohnya, makanya beli meja ini. Lama-lama fungsi meja ganti jadi tempat kertas-kertas kuliah + tas. Bener-bener sayang bgt sama meja ini ♥️ Kepemilikan berganti setelah bapak menginstruksikan buat menghibahkan/ jual soalnya ribet bawa pulangnya. Pemilik beruntung yaitu si kikipuccino, temen ndopok jaman kuliah yg rumahnya (ngakunya) di Solo. Bawanya mirip kurir jasa angkut yg udah expert kan ya??? Baik-baik ya nak...... Anggap ini kenang-kenangan dariku ya kiki. Semoga awet sampe aku bisa main ke rumah mu 😢💕